Hubungan antara SMA dengan Kurikulum Merdeka sangat erat karena Kurikulum Merdeka kini menjadi acuan utama dalam penyelenggaraan pendidikan di jenjang ini. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan, termasuk SMA, untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik serta kondisi lokal. Ini memungkinkan SMA untuk lebih fleksibel dalam menentukan materi ajar, metode pembelajaran, dan asesmen, sehingga pembelajaran dapat lebih relevan dan bermakna bagi siswa.
Pemaparan tentang Kurikulum Merdeka menunjukkan bahwa kurikulum ini merupakan inovasi dalam sistem pendidikan Indonesia yang bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih adaptif dan berpusat pada siswa. Kurikulum ini didesain agar lebih sederhana dan mendalam, berfokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Tidak ada lagi program peminatan IPA, IPS, atau bahasa yang kaku seperti sebelumnya, memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih mata pelajaran sesuai dengan bakat, minat, dan aspirasinya.
Kurikulum Merdeka juga menekankan pada pengembangan karakter melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), yang bertujuan untuk membentuk dimensi-dimensi profil pelajar Pancasila, seperti beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, bergotong royong, berkebinekaan global, bernalar kritis, dan kreatif. P5 ini bukan hanya tentang pencapaian target capaian pembelajaran tertentu, melainkan lebih pada pengembangan karakter dan kompetensi umum siswa secara holistik.
Fleksibilitas adalah salah satu ciri utama Kurikulum Merdeka. Guru memiliki keleluasaan untuk menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa, karakteristik sekolah, dan konteks lingkungan sosial budaya setempat. Ini berarti guru dapat memilih perangkat ajar yang paling sesuai, melakukan pembelajaran berdiferensiasi, dan memberikan pengalaman belajar yang lebih personal kepada setiap siswa.
Asesmen dalam Kurikulum Merdeka dilakukan secara holistik, meliputi asesmen diagnostik di awal pembelajaran untuk memahami kebutuhan siswa, asesmen formatif selama proses belajar untuk memantau perkembangan, dan asesmen sumatif di akhir pembelajaran untuk mengukur ketercapaian tujuan. Penilaian ini juga lebih berfokus pada perkembangan belajar peserta didik dibandingkan hanya pada cakupan dan ketuntasan muatan kurikulum.
Materi dalam Kurikulum Merdeka lebih ditekankan pada muatan esensial yang penting untuk mengembangkan kompetensi dan karakter siswa, mengurangi beban materi yang tidak relevan. Pendekatan pembelajaran yang digunakan juga mendorong siswa untuk menjadi lebih aktif, kolaboratif, dan berpikir kritis, sehingga mereka dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan dalam konteks nyata.
Secara keseluruhan, Kurikulum Merdeka berupaya menciptakan lingkungan belajar yang lebih menyenangkan, relevan, dan memerdekakan siswa serta guru. Dengan memberikan lebih banyak otoritas kepada sekolah dan guru untuk mengelola pendidikan sesuai kebutuhan daerah dan siswa, diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dan menyiapkan generasi muda yang unggul dan berdaya saing tinggi.
Berikut kami berikan panduan administrasi guru yang telah dibuat oleh admin khusus tingkat satuan pendidikan SMA yang bisa kamu modifikasi sesuai kebutuhan.
2. Buku BSE
4. Bank Soal
Ikuti terus Blog Guru dan Kurikulum ini, jika Anda ingin tetap mendapatkan informasi terbaru tentang dunia pendidikan khususnya di Indonesia, dan Jika Anda memiliki pertanyaan terkait dengan informasi di atas, jangan ragu untuk masukkan Komentar dibawah!
Tidak ada komentar
Posting Komentar